KAPUAS HULU - Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 19/105 Trk Bogani bersama warga Desa Badau bergotong royong membangun masjid di Kecamatan Badau, perbatasan Indonesia dan Malaysia wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. "Kami membantu warga dalam pembangunan masjid itu agar cepat selesai dan dapat segera digunakan karena jumlah jamaah semakin banyak, terutama saat Shalat Jumat," kata Komandan Satgas Pamtas Yonarmed 19/105 Trk Bogani Letkol Arm. Edi Yulian Budiargodi Badau, Kapuas Hulu, Rabu sore. Edi menerangkan dalam kegiatan kerja bakti pembangunan masjid di Desa Badau tersebut, pihaknya menurunkan 16 orang personel. Menurutnya, umat Muslim di Desa Badau saat ini memang membutuhkan masjid yang bisa menampung banyak jamaah, baik pada Shalat Jumat maupun untuk shalat hari raya. Hal tersebut karenajumlah umat Muslim di Desa Badau semakin bertambah. Ia menambahkan, kegiatan kerja bakti pembangunan masjid ini juga merupakan kegiatan teritorial sehingga dapat terjalin hubungan baik antara TNI dan masyarakat di daerah perbatasan. "Harapan kita dengan adanya bangunan masjid yang baru itu, nantinya dapat menampung umat Muslim Desa Badau serta semakin menambah keimanan dan ketaqwaan umat Muslim," katanya. Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Badau Henny Sudayat mengatakan kehadiran prajurit TNI dari Satgas Pamtas sangat membantu masyarakat di wilayahnya, terutama untuk meringankan dan mempercepat pembangunan masjid di Badau. "Tentu kita sangat terbantu atas peran serta prajurit yang turut membantu pembangunan masjid. Kami sampaikan terima kasih kepada Satgas Pamtas, semoga TNI semakin dicintai rakyat," ucapnya.
WBN Aceh Timur- Berat sama dipikul ringan sama dijinjing begitulah kira-kira kekompakan Babinsa dengan warga saat bergotong royong membangun Masjid di Desa Grong-Grong, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (17-02-2021).. Budaya gotong royong di Kecamatan Darul Aman tergolong masih kental. Warga terlihat sangat kompak dan solid yang tampak seperti pada pagi hari ini.
Warga Kecamatan Aere bersama sejumlah personil TNI melaksanakan pembangunan embung. Foto Deden Saputra/kendarinesia.'Bersama Rakyat TNI Kuat' sebuah pesan patriot yang digalakkan telah lama oleh jajaran Tentara Nasional Indonesia TNI. Hal tersebut pula terlihat pada pelaksanaan Tentara Manunggal Membangun Desa TMMD ke-111 yang dilaksanakan oleh Kodim 1412 di Kecamatan Aere, Kabupaten Kolaka Timur Koltim, Sulawesi Tenggara Sultra. Ratusan anggota TNI terjun langsung membantu masyarakat membangun sejumlah infrastruktur diantaranya, membangun masjid, gereja dan embung membantu warga menyelesaikan tiga pekerjaan fisik itu, ratusan personil TNI ini juga akan melaksanakan penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat sekitar, terlebih saat ini sedang terjadi pandemi TMMD ini akan berjalan selama satu bulan ke depan mulai 15 Juni hingga 13 Juli dan akan melibatkanya sebanyak 122 orang dari TNI, Polri 12 orang, dan dari jajaran Pemda Koltim sebanyak 16 Foto-foto pelaksanaan TMMD di Kolaka TimurSalah seorang anggota TNI Kodim 1214 Kolaka saat sedang mengaduk semen pembangunan embung. Foto Deden Saputra/ pengerjaan Masjid Al-Muhajirin Desa Aere, Kecamatan Aere, Kolaka Timur. Foto Deden Saputra/ Gereja Weare di Desa Rubia, pada pelaksanaan TMMD Kolaka Timur. Foto Deden Saputra/ 1412 Kolaka, Letkol Inf Risa Wahyu Puji Setiawan saat memantau pengerjaan Gereja pada pelaksanaan TMMD ke-111 di Kolaka Timur. Foto Deden Saputra/ TNI bersama warga bersama-sama membangun masjid pada pelaksanaan TMMD Kolaka Timur. Foto Deden Saputra/kendarinesia.
LONDON, - Di tengah bulan Ramadhan masyarakat Indonesia di London gotong-royong mengumpulkan dana untuk membangun masjid yang akan menjadi Indonesian Islamic Centre IIC. Sejak 2003, komunitas masyarakat Muslim Indonesia melakukan aktivitas keagamaan dan kebudayaan agama Islam di IIC di suatu rumah di Wakemans Hill Avenue, London 2 lantai itu menjadi pusat kegiatan komunitas mereka melakukan pengajian pekanan, pendidikan Alquran bagi anak-anak dan remaja, kajian tafsir, hingga tempat untuk kegiatan kesenian, seperti rebana. Baca juga Cerita Mahasiswa Indonesia saat Tsunami Covid-19 India Saya Tak Berani ke Laboratorium Ukurannya tak terlalu besar, sehingga hanya bisa menampung maksimal 100 orang. Sangat jauh dari mencukupi. Dari situ mereka memiliki tekad untuk dapat memiliki masjid di London yang representatif, yang punya corak dan penampakan fisik, seperti masjid, bukan seperti rumah biasa.“Saat ini fasilitas dan sarana yang ada rumah di Wakemans Hill Avenue tersebut memang sudah tidak lagi memadai lagi,” ujar Eko Kurniawan, ketua panitia pembangunan IIC, dalam rilis IIC London pada Kamis 29/4/2021. Apalagi, properti di Wakemans Hill Avenue ini berada di permukiman penduduk, sehingga izin yang diberikan sebatas rumah tinggal, bukan untuk aktivitas publik ataupun kegiatan komunitas. “Konsekuensinya, kami tidak bisa menggunakan properti ini untuk kegiatan keumatan secara maksimal,” lanjut Eko. Keterbatasan izin, sarana yang tidak memadai, sementara animo tinggi warga Indonesia dalam mengikuti kegiatan agama, membuat sejumlah warga Indonesia akhirnya memutuskan membentuk panitia baru pembangunan masjid, dengan harapan upaya untuk membangun masjid yang representatif bisa lebih cepat diwujudkan. Baca juga Ketika Putin Tertawa Geli Gara-gara Rencana Kirim Babi ke Indonesia Rencananya, rumah yang selama ini menjadi pusat kegiatan warga Indonesia di Wakemans Hill Avenue akan dijual dan dana dari penjualan dipakai untuk membeli properti lain yang lebih representatif.
1UWDzM.